Rabu, 25 Mei 2011

Sekedarnya

Pada dasarnya sampai hari ini kesedihan masih menggelayuti diri. Benci diri sendiri, merasa bodoh, merasa sia-sia. Perasaan seperti ini yang tidak seharusnya saya rasakan, karena saya selalu berusaha menikmati setiap apa yang menerpa. Entah suka, entah duka lara hingga nestapa. Sejauh ini saya selalu melewatinya dengan baik. Namun, mengapa kali ini terasa berbeda???? Berapa lama waktu yang saya butuhkan untuk kembali normal seperti biasanya? Sungguh saya tidak tau harus seperti apa dan bagaimana? sungguh pun saya tak mengakuinya namun air mata itu terlalu banyak berbicara. Melemahkan semua yang telah dibangun susah payah dulunya.  Ah, Ini pasti hanya sementara seperti kesedihan-kesedihan yang lainnya.

Sabtu, 21 Mei 2011

#NoMention

Cukup lama tidak menulis, mungkin karena cukup lama saya tidak bersedih, 
bukan, bukan tidak bersedih tapi mengalihkan pikiran tentang kesedihan itu dengan berbagai macam kegiatan. Trust me, It works! 
Namun malam ini ketika kegiatan-kegiatan itu tak ada, libur, dan tak ada sang adik yang selalu belajar di sisi dan kapan saja bisa saya usili. Kesedihan itu mampir, bukan tanpa sebab, bukan pula karena hal sepele. 
Sungguhpun ini membuat saya sesak. Cukup sesak untuk kesekian kalinya. 
Berulang kali melongo’ ponsel butut saya berharap ada berita yang mengurangi duka, namun apala daya, makin sering saya melongo’nya makin sesak saja yang terasa. 
Bulan ataupun mungkin hujanpun tak lagi ingin berteman dengan saya hingga saya dibiarkan merasakan kesedihan-kesedihan yang seharusnya tak perlu saya rasakan.

Semua ini hanya karena saya sendiri tak ada yang lain.