Senin, 03 Mei 2010


Waktu saya masih bocah saya senang berlari, mengejar layang-layang,ke kampung belakang takut ditinggal maen kelereng, lari dari gerbang sekolah TK sampai ke rumah sambil menarik kotak bekal saya yang saya anggap sebagai mobil-mobilan sampai tu kotak bekal lama-kelamaan lecet parah. Semua pelarian itu saya lakukan dengan senang hati, dengan hati gembira, tertawa-tawa tanpa beban apapun. Senang sekali rasanya. Akhir-akhir ini mungkin sudah dua tahun saya berlari. Lari dari semua tanggung jawab saya sebagai anak, sebagai mahasiswa, sebagai teman, sebagai seorang kakak, dan yang lebih parah sebagai hamba Allah yang harus taat. Sampai suatu hari ada yang bilanng padaku, “Gk capek apa kamu lari-lari terus?” Saya tidak mengerjakan semua dengan baik, dengan maksimal yang saya mampu, bahkan saya tinggalkan begitu saja. Saya lari, saya tak sanggup menghadapi, saya lebih tak sanggup lagi mendengar cercaan yanng keluar hingga saya terus saja berlari. Dan ternyata pelarian saya terlalu jauh, amatlah jauh. Tapi demikian, saya sedang berusaha mencari jalan pulang dari pelarian ini karena pelarian seperti ini sama sekali tak membuat saya bahagia, saya tidak berlari dengan senang hati kali ini. Andai saya masih bocah............

0 komentar:

Posting Komentar